Kamis, 26 Maret 2020
Rabu, 15 Januari 2020
Materi Tugas Terminal Curah Cair (Pertamina)
Januari 15, 2020 Hantu Laut
Materi Terminal Curah Cair (Pertamina)
Selasa, 14 Januari 2020
Laporan Vessel Traffic Service (VTS) Dan PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) Pelabuhan Merak Banten
Januari 14, 2020 Hantu Laut
BAB I
PENDAHULUAN
1.a. Latar Belakang
Pada kesempatan kali ini, mahasiswa Institut Transportasi dan Logistik Trisakti Fakultas Teknik Kelautan konsentrasi Kepelabuhanan dengan mata kuliah Teknologi Informasi I membahas materi Vessel Traffic Service (VTS) dan pada kesempatan ini dilakukannya kunjungan secara langsung di sebuah tempat VTS di pelabuhan Merak, Banten pada Jum'at 20 Desember 2019 guna mengisi materi dan feel trip ini untuk memiliki pengetahuan lebih luas serta wawasan baru pada System di VTS pelabuhanan. Dengan dilakukannya Kunjungan/Feel trip perusahaan (VTS) secara langsung diharapkan agar mahasiswa dapat mengetahui secara langsung proses cara kerja VTS itu sendiri dan mengaplikasikan system tersebut untuk pembelajaran pada saat kuliah.
1.b. Tujuan
Dengan diadakannya Kunjungan/Feel trip ini secara langsung System/Cara kerja Vessel Traffic Service (VTS) ini, sangat penting dan harus diketahui oleh mahasiswa/i karena bertujuan untuk:
- Untuk mengetahui kegunaan System VTS
- Untuk mengetahui layanan dari VTS
- Untuk mengetahui alat yang digunakan oleh VTS
- Untuk mengetahui cara kerja dari VTS
BAB II
METODE
2.a. Waktu dan Tempat
Pada kunjungan dan Feel trip ini untuk mengisi mata kuliah Teknologi Informasi 1, Teknik Pondasi 1, dan Sistem Operasi Terminal. dengan Tujuan Vessel Traffic Service (VTS) maka mahasiswa fakultas Teknik Kelautan ITL Trisakti, bertepatan hari Jum'at pada tanggal 20 Desember 2019 pukul 10.00 wib melakukan pembelajaran secara langsung di kantor VTS Merak, Banten.
2.b. Alat dan Bahan
Pada saat pembelajaran berlangsung mahasiswa wajib menyiapkan beberapa alat pendukung seperti alat tulis,Handphone sebagai dokumentasi dan sebagian alat dan bahan untuk berdiskusi.
2.b. Tahapan/Metode Pelaksanaan
Kegiatan Feel Trip/kunjungan kali ini dilaksanakan untuk mengisi mata kuliah Teknologi Informasi 1, Teknik Pondasi 1, dan Sistem Operasi Terminal dengan tujuan Vessel Traffic Service (VTS) di VTS Merak, Banten. Mahasiswa/i memperoleh persetujuan untuk melakukan pembelajaran langsung di kantor VTS pada Jum'at, 20 Desember 2020. Tempat atau lokasi langsung di kantor VTS Merak dengan sambutan dari karyawan dan staff di kantor VTS Merak banten, dan di lanjutkan dengan pengenalan sistem dan cara kerja dari VTS itu sendiri, sebagaimana bertujuan agar seluruh mahasiswa/i dapat memahami dan mengetahui secara luas tentang Vessel Traffic Service (VTS). dan dilanjutkan dengan sesi tanya jawab lalu kemudian mahasiswa/i di antar ke kantor ASDP Pelabuhan Merak Banten, untuk mengetahui profile dari ASDP itu dan kita di lihatkan dengan satu dermaga di dermaga 6 Esekutif yang dimana dermaga tersebut sangat bagus dan rapih. dan kita di beritahu bagaimana sistem kerja dari dermaga 6 tersebut dan fasilitas yang terdapat di dermaga Eksekutif itu. mahasiswa/i juga melihat bagaimana proses ketika kapal ingin bersandar dan keluar dari dermaga 6 dan mahasiswa/i juga melihat bagaimana proses bongkar muat barang berupa mobil dan motor yang turun dan naik dari kapal dan para penumpang yang hendak naik dan turun dari kapal. Hasil pengetahuan dan Informasi yang di dapatkan mahasiswa diteruskan pada laporan mata kuliah Teknologi Informasi 1, semoga dengan kegiatan ini mahasiswa mendapat pengetahuan baru dan mengaplikasikan di dunia perkuliahan.
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
3.a. Hasil
Pada saat pembelajaran hasil yang didapat mahasiswa/i antara lain;
- Pentingnya Vessel Traffic Service (VTS) pada system teknologi di pelabuhan sebagai pemandu/pengarah kapal-kapal yang akan masuk dan keluar pelabuhan dan Bisa membantu kapal-kapal yang melintasi kawasan dari VTS tersebut untuk di beritahu tentang daerah tersebut agar bisa berlayar dengan baik dan lancar.
- Mahasiswa/i dapat mengetahui pentingnya layanan Vessel Traffic Service (VTS) yang disediakan yaitu bisa dapat mengidentifikasi atau mengetahui letak posisi kapal pada saat berlayar, anchor/berlabuh di tengah laut.
- VTS juga menggunakan beberapa alat pendukung seperti CCTV, Radar, AIS, Radio dan alat lainnya, serta sebagai pusat informasi layanan kapal (INS).
- Mahasiswa/i juga dapat mengetahui cara kerja dari sistem VTS itu sendiri sebagaimana contohnya, ada sebuah kapal yang hendak masuk dan bersadar di salah satu dermaga pelabuhan merak banten, lalu seorang nakhoda berkomunikasi langsung dengan mengunakan radio kepada orang yang berjaga di menara VTS tersebut, lalu orang yang di VTS akan memberikan informasi tentang area di dalam pelabuhan tersebut lalu memanggil seorang pilot untuk naik ke kapal tersebut untuk di pandu kedalam pelabuhan dan tug boat untuk menarik dan memanuver kapal di dalam area pelabuhan tersebut sampai dia bersandar dengan aman, dan begitu juga ketika kapal tersebut ingin keluar dari area pelabuhan.
Ruang Pertemuan/Diskusi di Kantor VTS
Ruang Operasional di Kantor VTSSistem Operasi di Kantor VTS |
Salah satu fasilitas CCTV di Kantor VTS
Kantor ASDP di Pelabuhan Merak Banten
Dermaga 6 Eksekutif di Pelabuhan Merak Banten
3.b. Pembahasan
Pada dasarnya Vessel Traffic Service (VTS) adalah pelayanan lalu lintas kapal di wilayah yang ditetapkan dan saling terintegrasi dan Telekomunikasi serta sebagai informasi kapal-kapal yang akan memasuki daerah sandar/pelabuhan.
Cara kerja Vessel Traffic Service (VTS) sendiri sudah dirancang untuk meningkatkan keselamatan kapal, sebagai efisiensi bernavigasi dan menjaga lingkungan yang memiliki kemampuan untuk berinteraksi dan menanggapi situasi perkembangan lalu lintas kapal di wilayah VTS dengan menggunakan sarana perangkat radio dan eletronika pelayaran.
Ketersediaan layanan Vessel Traffic Service (VTS) menyangkut sebagai manajemen operasional lalu lintas dan perencanaan pergerakan kapal di wilayah cakupan VTS. Hal ini bertujuan meningkatkan keselamatan dan efisiensi bernavigasi. Berdasarkan ketentuan IALA ( Internasional Association of Marine Aids to Navigation and Lighthouse Authorities ), pelayanan VTS menyediakan informasi seperti identitas, posisi dan informasi lalu lintas di alur kondisi, cuaca dan bahaya, atau faktor lainnya yang dapat mempengaruhi perjalanan kapal. Ada 3 layanan yang disediakan dalam VTS yaitu:
a. Information Service ( INS )
Merupakan pelayanan untuk menjamin tersedianya informasi penting dalam waktu yang tepat untuk membantu kapal membuat proses keputusan kenavigasian.
b. Navigational Assistance Services ( NAS )
Merupakan suatu layanan untuk membantu proses pembuatan keputusan kenavigasian diatas kapal khususnya dalam kesulitan kenavigasian atau keadaan meteorologi atau dalam hal adanya kelainan atau penyimpangan kenavigasian.
c. Traffic Organisation Services ( TOS )
Merupakan suatu pelayanan untuk mencegah berkembangnya situasi yang berbahaya dan menyediakan informasi untuk keselamatan dan efisiensi gerakan lalu lintas kapal dalam wilayah VTS. Pengaturan lalu lintas tentang perencanaan manuver kapal dan keterangan-keterangan khusus pada waktu terjadi kemacetan atau bilamana gerakan angkutan khusus bisa berpengaruh terhadap kelancaran lalu lintas kapal.
BAB IV
KESIMPULAN
Pada kesempatan pembelajaran Materi Vessel Traffic Service (VTS) kali ini, dapat disimpulkan bahwa Keberadaan Vessel Traffic Service (VTS) yang terintegrasi sangat dibutuhkan untuk memonitor lalu lintas pelayaran dan alur lalu lintas pelayaran. VTS juga mendorong efisiensi bernavigasi sehingga dapat menurunkan resiko kecelakaan kapal dan mampu memberikan rasa aman bagi pengguna jasa pelayaran. pada dasarnya setiap VTS memberikan layanan Information Navigation Service (INS) atau layanan mendasar yang harus disediakan oleh setiap stasiun VTS. VTS juga akan memberikan layanan Navigational Assistance Service (NAS) atau layanan bantuan navigasi serta Traffic Organization Service (TOS) atau layanan pengelolaan lalu lintas."INS disampaikan dalam bentuk siaran berita (broadcasting) berupa informasi langsung ke kapal tertentu atau atas permintaan kapal. Adapun stasiun VTS akan melaksanakan broadcasting informasi minimal sebanyak tiga kali dalam sehari. Kemudian VTS juga meneruskan siaran berita (relay) yang berisi penerusan berita dari stasiun lain yang berpengaruh pada perkembangan situasi lalu lintas. Selain situasi, ada juga informasi kepada kapal tertentu yang menurut operator VTS berada pada situasi yang dapat membahayakan kapal tertentu dan kapal lain.
VTS membantu pelayaran dalam pencegahan terjadinya tabrakan kapal dan membantu saat kapal grounding atau approach ke pelabuhan. VTS juga membantu dalam memperlancar gerakan kapal dan meningkatkan kemampuan operasi kapal di semua cuaca.
VTS membantu pelayaran dalam pencegahan terjadinya tabrakan kapal dan membantu saat kapal grounding atau approach ke pelabuhan. VTS juga membantu dalam memperlancar gerakan kapal dan meningkatkan kemampuan operasi kapal di semua cuaca.
Kamis, 13 Desember 2018
Fenomena Transformasi Gelombang Yang Terjadi Di Pantai Selatan, Jawa Barat
Desember 13, 2018 Hantu Laut
PENDAHULUAN
Gelombang adalah getaran yang merambat, baik melalui medium ataupun tidak melalui medium. Perambatan gelombang ada yang memerlukan medium, seperti gelombang tali melalui tali dan ada pula yang tidak memerlukan medium yang berarti bahwa gelombang tersebut dapat merambat melalui vakum ( hampa udara ) , seperti gelombang listrik magnet dapat merambat dalam vakum. Perambatan gelombang dalam medium tidak diikuti oleh perambatan media, tapi partikel-partikel mediumnya akan bergetar. Perumusan matematika suatu gelombang dapat diturunkan dengan peninjauan penjalaran suatu pulsa. Dilihat dari ketentuan pengulangan bentuk, gelombang dibagi atas gelombang periodik dan gelombang non periodik. Berdasarkan sumber getarnya, tanpa disertai dengan medium perantaranya, gelombang dapat diklasifikasikan dalam dua kategori, yaitu gelombang mekanik dan gelombang elektromagnetik.
Gelombang mekanik adalah sesuatu yang dapat dibentuk dan dirambatkan dalam zat perantara bahan elastis. Sebagai contoh khusus diantaranya adalah gelombang bunyi dalam gas, dalam zat cair dan dalam zat padat. Gelombang Elektromagnetik perambatan secara transversal antara medan listrik dan medan magnet ke segala arah.
Gelombang didefinisikan sebagai energi getaran yang merambat. Dalam kehidupan sehari-hari banyak orang berfikir bahwa yang merambat dalam gelombang adalah getarannya atau partikelnya, hal ini sedikit tidak benar karena yang merambat dalam gelombang adalah energi yang dipunyai getaran tersebut. Dari sini timbul benarkan medium yang digunakan gelombang tidak ikut merambat? Padahal pada kenyataannya terjadi aliran air di laut yang luas. Menurut aliran air dilaut itu tidak disebabkab oleh gelombang tetapi lebih disebabkan oleh perbedaan suhu pada air laut. Tapi mungkin juga akan terjadi perpindahan partikel medium, ketika gelombang melalui medium zat gas yang ikatan antar partikelnya sangat lemah maka sangat dimungkinkan partikel udara tersebut berpindah posisi karena terkena energi gelombang. Walau perpindahan partikelnya tidak akan bisa jauh tetapi sudah bisa dikatakan bahwa partikel medium ikut berpindah.
TUJUAN PENELITIAN
Tujuan dari penelitian ini adalah agar kita mengetahui proses transformasi gelombang di laut yang
terjadi di Pantai Selatan Jawa Barat
Tujuan penelitian ini adalah menganalisis fenomena transformasi gelombang yang terjadi di pantai balongan sebagai sebab dari abrasi pantai.
BATASAN
Batasan-batasan yang digunakan pada penelitian ini adalah:
· Tinggi dan periode gelombang
· Data angin
· Spektrum gelombang
· Transformasi gelombang, yang meliputi difraksi dan refraksi gelombang.
Penelitian ini menggunakan beberapa metode penelitian yaitu:
A. Metode Penentuan Lokasi Sampling
Penentuan lokasi pengambilan data gelombang menggunakan metode purposive sampling yaitu menentukan lokasi pengukuran menentukan lokasi sampel berdasarkan beberapa pertimbangan. Pertimbangan yang digunakan seperti gelombang bebas halangan dan lokasi tersebut dapat mewakili kondisi gelombang di Perairan Balongan, Indramayu.
B.Pengumpulan Data Angin
Data angin ini diperlukan untuk mengetahui arah dominan angin dan sebagai data inputan pemodelan.
C.Pengumpulan Data Gelombang ECMWF
Data gelombang ini diperlukan dalam menentukan arah dominan gelombang dan nilai Hs dan Ts digunakan sebagai inputan pemodelan ST Wave.
D. Pengukuran Data Gelombang Lapangan
Nilai pengukuran yang diperoleh adalah berupa data gelombang (H) dan periode (T). Periode gelombang diukur dengan menggunakan stopwatch. Ketinggian gelombang diukur dari selisih antara nilai puncak gelombang dengan lembah gelombang.
E. Pengambilan Data Arus
Pengambilan data arus di lapangan dilakukan dengan menggunakan metode Lagrange. Menurut Lanuru dan Suwarni (2011) metode Lagrangian umumnya dilakukan dengan melakukan pengamatan gerakan permukaan massa air laut dalam rentang waktu tertentu yang melibatkan pelampung
F. Pengolahan Data Angin
Hasil data yang telah dikelompokkan permusim dari tahun 2005-2014 kemudian diolah menggunakan Wrplot View untuk memperoleh kondisi dominan angin yang disajikan dalam bentuk windrose.
G. Pengolahan Data Arus
Data arus lapangan yang diperoleh yaitu jarak yang ditempuh bola duga (m) serta waktu atau periode yang dibutuhkan bola duga mencapai jarak tersebut (s). Data jarak dan periode diolah sehingga mendapatkan data kecepatan arus permukaan. Hasil data arus lapangan meliputi kecepatan dan arah.
H. Pengolahan Data Gelombang
Data gelombang berupa tinggi dan periode gelombang diurutkan dari nilai yang tertinggi sampai dengan yang terendah. Nilai Hs dihitung dari 33,3% tinggi gelombang tertinggi dan Ts dihitung dari 33,3% periode gelombang terbesar.
I. Analisa Spektrum Gelombang
Hasil pemodelan berupa grafik distribusi energi gelombang, grafik polar, dan arah penjalaran gelombang.
J. Pemodelan Penjalaran Gelombang
Pemodelan gelombang menggunakan data inputan berupa data hasil dari pemodelan arus, arah dominan angin, nilai gelombang signifikan, sudut datang gelombang dan periode gelombang.
FENOMENA DI PANTAI SELATAN JAWA BARAT
TEMPO.CO, Jakarta - Badan Penanggulangan Bencana (BPBD) Jawa Barat mencatat gelombang tinggi laut yang terjadi di perairan selatan pada Rabu, 25 Juli 2018 berkisar 6-9 meter. “Kita sudah memberikan peringatan dini sejak tanggal 24 Juli 2018,” kata Kepala BPDD Jawa Barat Dicky Saromi saat dihubungi Tempo, Kamis, 26 Juli 2018.
Gelombang tinggi di Kabupaten Pangandaran mengakibatkan 8 unit perahu di pantai Cijulang dan Pangandaran hilang. Lalu di Ciliang Kecamatan Parigi melaporkan tembok pembatas sepanjang 30 meter rusak, abrasi sepanjang bibir pantai, serta 14 warung di pinggir pantai Kalipucang rusak.
CARA PENANGGULANGAN GELOMBANG TINGGI
Gelombang
Gelombang adalah getaran , dan getaran itu bergerak dari satu tempat ke tempat lain dengan menggunakan media tertentu atau bahkan gelombang bisa bergerak tanpa melalui media seperti di ruang hampa, jadi bisa disimpulkan gelombang itu adalah getaran yang bisa berulang dan bisa merambat melalui media tertentu atau bahkan tanpa media sekalipun, dan gelombang juga terdapat pada medium karena adanya perubahan bentuk yang menimbulkan gaya pegas dimana dapat berjalan dan juga dapat memindahkan energi dari suatu tempat ke tempat yang lainnya tanpa membuat pertikel medium berpindah secara permanen
Transformasi Gelombang
Gelombang yang merambat menuju tepi pantai akan mengalami beberapa proses perubahan ketinggian gelombang sebagai akibat dari proses pendangkalan(wave shoaling), refraksi, difraksi atau proses refleksi sebelum akhirnya gelombang tersebut pecah (wave breaking) (Pratikto et al, 1997; Triatmodjo, 1999).
Menurut Carter (1988), jika suatu muka barisan gelombang datang membentuk sudut miring terhadap tepi pantai yang mempunyai kemiringan dasar landai dengan kontur-kontur kedalaman sejajar dengan pantai, maka muka gelombang akan berubah arah dan cenderung menjadi sejajar dengan garis pantai atau mengalami proses pembiasan (refraksi). Selanjutnya arah perambatan berangsur-angsur berubah dengan berkurangnya kedalaman (shoaling), sehingga dapat diamati bahwa muka gelombang cenderung sejajar dengan kedalaman. Hal ini disebabkan perubahan bilangan gelombang yang mengakibatkan perubahan kecepatan fase gelombang. Bila keadaan pantai landai, ada kemungkinan bahwa gelombang tersebut tidak pecah tetapi pemantulan gelombang (refleksi), selain itu refleksi juga dapat terjadi jika mengenai/membentur suatu rintangan. Arah dari perambatan dapat juga berubah atau mengalami pelenturan (proses difraksi), ketika gelombang melewati perairan dengan kedalaman air yang konstan, seperti ketika gelombang menuju ke suatu pulau atau pemecah gelombang. Pola difraksi dapat diamati bila suatu gelombang melewati suatu tanjung atau ujung sebuah tanggul buatan, maka gelombang akan mengalami pemanjangan puncak secara melengkung ke arah sisi belakang tanjung atau tanggul perintang tersebut. Peristiwa ini terjadi karena perembesan energi ke dalam bayang-bayang yang merupakan daerah aliran tenang di belakang rintangan.
Pola refraksi gelombang pada berbagai bentuk kontur garis pantai . Refraksi dan pendangkalan gelombang (wave shoaling) dapatmenentukan ketinggian gelombang pada kedalaman tertentu serta distribusi energi gelombang sepanjang pantai. Selain itu, perubahan arah gelombang sebagai hasil dari refraksi akan menghasilkan suatu daerah energi gelombang konvergen (penguncupan) atau divergen (penyebaran) yang berpengaruh terhadap struktur pantai. Refraksi juga berperan dalam perubahan topografi dasar laut dari pengaruh abrasi dan sedimentasi serta deskripsi secara umum dari kedalaman perairan pantai dapat diperoleh melalui analisis pola refraksi gelombang (CERC, 1984).
Refraksi gelombang pada berbagai bentuk tipe kontur garis pantai (a) kontur lurus dan sejajar; (b) gabungan antara submarine ridge dansubmarine canyon; (c); submarine ridge dan (d) submarine canyon (CHL, 2002).
Difraksi Gelombang
Difraksi adalah kecenderungan gelombang yang dipancarkan dari sumber melewati celah yang terbatas untuk menyebar ketika merambat. Menurut prinsip Huygens, setiap titik pada front gelombang cahaya dapat dianggap sebagai sumber sekunder gelombang bola.
Gelombang ini merambat ke luar dengan kecepatan karakteristik gelombang. Gelombang yang dipancarkan oleh semua titik pada muka gelombang mengganggu satu sama lain untuk menghasilkan gelombang berjalan. Prinsip Huygens juga berlaku untuk gelombang elektromagnetik.
Refraksi Gelombang
Refraksi adalah peristiwa pembelokan arah perambatan suatu gelombang, baik fisik maupun elektromagnetik. Hal ini dapat terjadi jika gelombang tersebut melewati bidang batas dua medium yang memiliki indeks bias yang berbeda. Indeks bias menyatakan kerapatan suatu medium. Misalnya cahaya merambat dari udara ke air sehingga arah perambatannya akan mengalami pembelokan.
Wave Shoaling
Wave shoaling adalah efek dimana gelombang permukaan memasuki perubahan air dangkal di ketinggian gelombang. Hal ini disebabkan oleh fakta bahwa kecepatan kelompok, yang juga merupakan kecepatan transportasi gelombang-energi, berubah dengan kedalaman air. Dalam kondisi stasioner, penurunan kecepatan transportasi harus dikompensasikan dengan peningkatan densitas energi untuk mempertahankan fluks energi konstan. Wave Shoaling juga akan menunjukkan pengurangan panjang gelombang sementara frekuensinya tetap konstan.
http://tekno.tempo.co/read/1110793/ini-penyebab-gelombang-tinggi-muncul-di-pantai-selatan-jawa
Gelombang adalah getaran yang merambat, baik melalui medium ataupun tidak melalui medium. Perambatan gelombang ada yang memerlukan medium, seperti gelombang tali melalui tali dan ada pula yang tidak memerlukan medium yang berarti bahwa gelombang tersebut dapat merambat melalui vakum ( hampa udara ) , seperti gelombang listrik magnet dapat merambat dalam vakum. Perambatan gelombang dalam medium tidak diikuti oleh perambatan media, tapi partikel-partikel mediumnya akan bergetar. Perumusan matematika suatu gelombang dapat diturunkan dengan peninjauan penjalaran suatu pulsa. Dilihat dari ketentuan pengulangan bentuk, gelombang dibagi atas gelombang periodik dan gelombang non periodik. Berdasarkan sumber getarnya, tanpa disertai dengan medium perantaranya, gelombang dapat diklasifikasikan dalam dua kategori, yaitu gelombang mekanik dan gelombang elektromagnetik.
Gelombang mekanik adalah sesuatu yang dapat dibentuk dan dirambatkan dalam zat perantara bahan elastis. Sebagai contoh khusus diantaranya adalah gelombang bunyi dalam gas, dalam zat cair dan dalam zat padat. Gelombang Elektromagnetik perambatan secara transversal antara medan listrik dan medan magnet ke segala arah.
Gelombang didefinisikan sebagai energi getaran yang merambat. Dalam kehidupan sehari-hari banyak orang berfikir bahwa yang merambat dalam gelombang adalah getarannya atau partikelnya, hal ini sedikit tidak benar karena yang merambat dalam gelombang adalah energi yang dipunyai getaran tersebut. Dari sini timbul benarkan medium yang digunakan gelombang tidak ikut merambat? Padahal pada kenyataannya terjadi aliran air di laut yang luas. Menurut aliran air dilaut itu tidak disebabkab oleh gelombang tetapi lebih disebabkan oleh perbedaan suhu pada air laut. Tapi mungkin juga akan terjadi perpindahan partikel medium, ketika gelombang melalui medium zat gas yang ikatan antar partikelnya sangat lemah maka sangat dimungkinkan partikel udara tersebut berpindah posisi karena terkena energi gelombang. Walau perpindahan partikelnya tidak akan bisa jauh tetapi sudah bisa dikatakan bahwa partikel medium ikut berpindah.
TUJUAN PENELITIAN
Tujuan dari penelitian ini adalah agar kita mengetahui proses transformasi gelombang di laut yang
terjadi di Pantai Selatan Jawa Barat
Tujuan penelitian ini adalah menganalisis fenomena transformasi gelombang yang terjadi di pantai balongan sebagai sebab dari abrasi pantai.
BATASAN
Batasan-batasan yang digunakan pada penelitian ini adalah:
· Tinggi dan periode gelombang
· Data angin
· Spektrum gelombang
· Transformasi gelombang, yang meliputi difraksi dan refraksi gelombang.
Penelitian ini menggunakan beberapa metode penelitian yaitu:
A. Metode Penentuan Lokasi Sampling
Penentuan lokasi pengambilan data gelombang menggunakan metode purposive sampling yaitu menentukan lokasi pengukuran menentukan lokasi sampel berdasarkan beberapa pertimbangan. Pertimbangan yang digunakan seperti gelombang bebas halangan dan lokasi tersebut dapat mewakili kondisi gelombang di Perairan Balongan, Indramayu.
B.Pengumpulan Data Angin
Data angin ini diperlukan untuk mengetahui arah dominan angin dan sebagai data inputan pemodelan.
C.Pengumpulan Data Gelombang ECMWF
Data gelombang ini diperlukan dalam menentukan arah dominan gelombang dan nilai Hs dan Ts digunakan sebagai inputan pemodelan ST Wave.
D. Pengukuran Data Gelombang Lapangan
Nilai pengukuran yang diperoleh adalah berupa data gelombang (H) dan periode (T). Periode gelombang diukur dengan menggunakan stopwatch. Ketinggian gelombang diukur dari selisih antara nilai puncak gelombang dengan lembah gelombang.
E. Pengambilan Data Arus
Pengambilan data arus di lapangan dilakukan dengan menggunakan metode Lagrange. Menurut Lanuru dan Suwarni (2011) metode Lagrangian umumnya dilakukan dengan melakukan pengamatan gerakan permukaan massa air laut dalam rentang waktu tertentu yang melibatkan pelampung
F. Pengolahan Data Angin
Hasil data yang telah dikelompokkan permusim dari tahun 2005-2014 kemudian diolah menggunakan Wrplot View untuk memperoleh kondisi dominan angin yang disajikan dalam bentuk windrose.
G. Pengolahan Data Arus
Data arus lapangan yang diperoleh yaitu jarak yang ditempuh bola duga (m) serta waktu atau periode yang dibutuhkan bola duga mencapai jarak tersebut (s). Data jarak dan periode diolah sehingga mendapatkan data kecepatan arus permukaan. Hasil data arus lapangan meliputi kecepatan dan arah.
H. Pengolahan Data Gelombang
Data gelombang berupa tinggi dan periode gelombang diurutkan dari nilai yang tertinggi sampai dengan yang terendah. Nilai Hs dihitung dari 33,3% tinggi gelombang tertinggi dan Ts dihitung dari 33,3% periode gelombang terbesar.
I. Analisa Spektrum Gelombang
Hasil pemodelan berupa grafik distribusi energi gelombang, grafik polar, dan arah penjalaran gelombang.
J. Pemodelan Penjalaran Gelombang
Pemodelan gelombang menggunakan data inputan berupa data hasil dari pemodelan arus, arah dominan angin, nilai gelombang signifikan, sudut datang gelombang dan periode gelombang.
FENOMENA DI PANTAI SELATAN JAWA BARAT
TEMPO.CO, Jakarta - Badan Penanggulangan Bencana (BPBD) Jawa Barat mencatat gelombang tinggi laut yang terjadi di perairan selatan pada Rabu, 25 Juli 2018 berkisar 6-9 meter. “Kita sudah memberikan peringatan dini sejak tanggal 24 Juli 2018,” kata Kepala BPDD Jawa Barat Dicky Saromi saat dihubungi Tempo, Kamis, 26 Juli 2018.
Gelombang tinggi di Kabupaten Pangandaran mengakibatkan 8 unit perahu di pantai Cijulang dan Pangandaran hilang. Lalu di Ciliang Kecamatan Parigi melaporkan tembok pembatas sepanjang 30 meter rusak, abrasi sepanjang bibir pantai, serta 14 warung di pinggir pantai Kalipucang rusak.
CARA PENANGGULANGAN GELOMBANG TINGGI
- Mengantisipasi masyarakat dengan memberikan peringatan dini kepada masyarakat dari data hasil prakiraan cuaca melalui Radio atau alat komunikasi dan penyampaian informasi lainnya.
- Bagi para pelayar, hindari daerah yang sedang mengalami cuaca buruk atau jangan dulu berlayar saat cuaca laut sedang ekstream.
- Mempersiapkan tempat pengungsiaan apabila terjadi gelombang pasang di pesisir pantai
- Membuat infrastruktur pemecah ombak untuk mengurangi energi gelombang yang datang terutama di daerah pantai yang bergelombang besar.
- Tetap tenang jika terjadi gelombang pasang di tengah laut maupun di pinggir pantai
Gelombang
Gelombang adalah getaran , dan getaran itu bergerak dari satu tempat ke tempat lain dengan menggunakan media tertentu atau bahkan gelombang bisa bergerak tanpa melalui media seperti di ruang hampa, jadi bisa disimpulkan gelombang itu adalah getaran yang bisa berulang dan bisa merambat melalui media tertentu atau bahkan tanpa media sekalipun, dan gelombang juga terdapat pada medium karena adanya perubahan bentuk yang menimbulkan gaya pegas dimana dapat berjalan dan juga dapat memindahkan energi dari suatu tempat ke tempat yang lainnya tanpa membuat pertikel medium berpindah secara permanen
Transformasi Gelombang
Gelombang yang merambat menuju tepi pantai akan mengalami beberapa proses perubahan ketinggian gelombang sebagai akibat dari proses pendangkalan(wave shoaling), refraksi, difraksi atau proses refleksi sebelum akhirnya gelombang tersebut pecah (wave breaking) (Pratikto et al, 1997; Triatmodjo, 1999).
Menurut Carter (1988), jika suatu muka barisan gelombang datang membentuk sudut miring terhadap tepi pantai yang mempunyai kemiringan dasar landai dengan kontur-kontur kedalaman sejajar dengan pantai, maka muka gelombang akan berubah arah dan cenderung menjadi sejajar dengan garis pantai atau mengalami proses pembiasan (refraksi). Selanjutnya arah perambatan berangsur-angsur berubah dengan berkurangnya kedalaman (shoaling), sehingga dapat diamati bahwa muka gelombang cenderung sejajar dengan kedalaman. Hal ini disebabkan perubahan bilangan gelombang yang mengakibatkan perubahan kecepatan fase gelombang. Bila keadaan pantai landai, ada kemungkinan bahwa gelombang tersebut tidak pecah tetapi pemantulan gelombang (refleksi), selain itu refleksi juga dapat terjadi jika mengenai/membentur suatu rintangan. Arah dari perambatan dapat juga berubah atau mengalami pelenturan (proses difraksi), ketika gelombang melewati perairan dengan kedalaman air yang konstan, seperti ketika gelombang menuju ke suatu pulau atau pemecah gelombang. Pola difraksi dapat diamati bila suatu gelombang melewati suatu tanjung atau ujung sebuah tanggul buatan, maka gelombang akan mengalami pemanjangan puncak secara melengkung ke arah sisi belakang tanjung atau tanggul perintang tersebut. Peristiwa ini terjadi karena perembesan energi ke dalam bayang-bayang yang merupakan daerah aliran tenang di belakang rintangan.
Pola refraksi gelombang pada berbagai bentuk kontur garis pantai . Refraksi dan pendangkalan gelombang (wave shoaling) dapatmenentukan ketinggian gelombang pada kedalaman tertentu serta distribusi energi gelombang sepanjang pantai. Selain itu, perubahan arah gelombang sebagai hasil dari refraksi akan menghasilkan suatu daerah energi gelombang konvergen (penguncupan) atau divergen (penyebaran) yang berpengaruh terhadap struktur pantai. Refraksi juga berperan dalam perubahan topografi dasar laut dari pengaruh abrasi dan sedimentasi serta deskripsi secara umum dari kedalaman perairan pantai dapat diperoleh melalui analisis pola refraksi gelombang (CERC, 1984).
Refraksi gelombang pada berbagai bentuk tipe kontur garis pantai (a) kontur lurus dan sejajar; (b) gabungan antara submarine ridge dansubmarine canyon; (c); submarine ridge dan (d) submarine canyon (CHL, 2002).
Difraksi Gelombang
Difraksi adalah kecenderungan gelombang yang dipancarkan dari sumber melewati celah yang terbatas untuk menyebar ketika merambat. Menurut prinsip Huygens, setiap titik pada front gelombang cahaya dapat dianggap sebagai sumber sekunder gelombang bola.
Gelombang ini merambat ke luar dengan kecepatan karakteristik gelombang. Gelombang yang dipancarkan oleh semua titik pada muka gelombang mengganggu satu sama lain untuk menghasilkan gelombang berjalan. Prinsip Huygens juga berlaku untuk gelombang elektromagnetik.
Refraksi Gelombang
Refraksi adalah peristiwa pembelokan arah perambatan suatu gelombang, baik fisik maupun elektromagnetik. Hal ini dapat terjadi jika gelombang tersebut melewati bidang batas dua medium yang memiliki indeks bias yang berbeda. Indeks bias menyatakan kerapatan suatu medium. Misalnya cahaya merambat dari udara ke air sehingga arah perambatannya akan mengalami pembelokan.
Wave Shoaling
Wave shoaling adalah efek dimana gelombang permukaan memasuki perubahan air dangkal di ketinggian gelombang. Hal ini disebabkan oleh fakta bahwa kecepatan kelompok, yang juga merupakan kecepatan transportasi gelombang-energi, berubah dengan kedalaman air. Dalam kondisi stasioner, penurunan kecepatan transportasi harus dikompensasikan dengan peningkatan densitas energi untuk mempertahankan fluks energi konstan. Wave Shoaling juga akan menunjukkan pengurangan panjang gelombang sementara frekuensinya tetap konstan.
DAFTAR PUSTAKA
Langganan:
Postingan
(
Atom
)
Popular Posts
About
Email updates
Categories
BTemplates.com
Blog Archive
- Juli 2020 ( 1 )
- Maret 2020 ( 1 )
- Januari 2020 ( 3 )
- Desember 2018 ( 1 )