Desember 2018

Kamis, 13 Desember 2018

Fenomena Transformasi Gelombang Yang Terjadi Di Pantai Selatan, Jawa Barat


PENDAHULUAN

Gelombang adalah getaran yang merambat, baik melalui medium ataupun tidak melalui medium. Perambatan gelombang ada yang memerlukan medium, seperti gelombang tali melalui tali dan ada pula yang tidak memerlukan medium yang berarti bahwa gelombang tersebut dapat merambat melalui vakum ( hampa udara ) , seperti gelombang listrik magnet dapat merambat dalam vakum. Perambatan gelombang dalam medium tidak diikuti oleh perambatan media, tapi partikel-partikel mediumnya akan bergetar. Perumusan matematika suatu gelombang dapat diturunkan dengan peninjauan penjalaran suatu pulsa. Dilihat dari ketentuan pengulangan bentuk, gelombang dibagi atas gelombang periodik dan gelombang non periodik. Berdasarkan sumber getarnya, tanpa disertai dengan medium perantaranya, gelombang dapat diklasifikasikan dalam dua kategori, yaitu gelombang mekanik dan gelombang elektromagnetik.

Gelombang mekanik adalah sesuatu yang dapat dibentuk dan dirambatkan dalam zat perantara bahan elastis. Sebagai contoh khusus diantaranya adalah gelombang bunyi dalam gas, dalam zat cair dan dalam zat padat. Gelombang Elektromagnetik perambatan secara transversal antara medan listrik dan medan magnet ke segala arah.
Gelombang didefinisikan sebagai energi getaran yang merambat. Dalam kehidupan sehari-hari banyak orang berfikir bahwa yang merambat dalam gelombang adalah getarannya atau partikelnya, hal ini sedikit tidak benar karena yang merambat dalam gelombang adalah energi yang dipunyai getaran tersebut. Dari sini timbul benarkan medium yang digunakan gelombang tidak ikut merambat? Padahal pada kenyataannya terjadi aliran air di laut yang luas. Menurut aliran air dilaut itu tidak disebabkab oleh gelombang tetapi lebih disebabkan oleh perbedaan suhu pada air laut. Tapi mungkin juga akan terjadi perpindahan partikel medium, ketika gelombang melalui medium zat gas yang ikatan antar partikelnya sangat lemah maka sangat dimungkinkan partikel udara tersebut berpindah posisi karena terkena energi gelombang. Walau perpindahan partikelnya tidak akan bisa jauh tetapi sudah bisa dikatakan bahwa partikel medium ikut berpindah.


TUJUAN PENELITIAN

Tujuan dari penelitian ini adalah agar kita mengetahui proses transformasi gelombang di laut yang
terjadi di Pantai Selatan Jawa Barat

Tujuan penelitian ini adalah menganalisis fenomena transformasi gelombang yang terjadi di pantai balongan sebagai sebab dari abrasi pantai.

BATASAN

Batasan-batasan yang digunakan pada penelitian ini adalah:

· Tinggi dan periode gelombang

· Data angin

· Spektrum gelombang

· Transformasi gelombang, yang meliputi difraksi dan refraksi gelombang.



Penelitian ini menggunakan beberapa metode penelitian yaitu:

A. Metode Penentuan Lokasi Sampling

Penentuan lokasi pengambilan data gelombang menggunakan metode purposive sampling yaitu menentukan lokasi pengukuran menentukan lokasi sampel berdasarkan beberapa pertimbangan. Pertimbangan yang digunakan seperti gelombang bebas halangan dan lokasi tersebut dapat mewakili kondisi gelombang di Perairan Balongan, Indramayu.

B.Pengumpulan Data Angin

Data angin ini diperlukan untuk mengetahui arah dominan angin dan sebagai data inputan pemodelan.

C.Pengumpulan Data Gelombang ECMWF

Data gelombang ini diperlukan dalam menentukan arah dominan gelombang dan nilai Hs dan Ts digunakan sebagai inputan pemodelan ST Wave.

D. Pengukuran Data Gelombang Lapangan

Nilai pengukuran yang diperoleh adalah berupa data gelombang (H) dan periode (T). Periode gelombang diukur dengan menggunakan stopwatch. Ketinggian gelombang diukur dari selisih antara nilai puncak gelombang dengan lembah gelombang.

E. Pengambilan Data Arus

Pengambilan data arus di lapangan dilakukan dengan menggunakan metode Lagrange. Menurut Lanuru dan Suwarni (2011) metode Lagrangian umumnya dilakukan dengan melakukan pengamatan gerakan permukaan massa air laut dalam rentang waktu tertentu yang melibatkan pelampung

F. Pengolahan Data Angin

Hasil data yang telah dikelompokkan permusim dari tahun 2005-2014 kemudian diolah menggunakan Wrplot View untuk memperoleh kondisi dominan angin yang disajikan dalam bentuk windrose.

G. Pengolahan Data Arus

Data arus lapangan yang diperoleh yaitu jarak yang ditempuh bola duga (m) serta waktu atau periode yang dibutuhkan bola duga mencapai jarak tersebut (s). Data jarak dan periode diolah sehingga mendapatkan data kecepatan arus permukaan. Hasil data arus lapangan meliputi kecepatan dan arah.

H. Pengolahan Data Gelombang

Data gelombang berupa tinggi dan periode gelombang diurutkan dari nilai yang tertinggi sampai dengan yang terendah. Nilai Hs dihitung dari 33,3% tinggi gelombang tertinggi dan Ts dihitung dari 33,3% periode gelombang terbesar.

I. Analisa Spektrum Gelombang

Hasil pemodelan berupa grafik distribusi energi gelombang, grafik polar, dan arah penjalaran gelombang.

J. Pemodelan Penjalaran Gelombang

Pemodelan gelombang menggunakan data inputan berupa data hasil dari pemodelan arus, arah dominan angin, nilai gelombang signifikan, sudut datang gelombang dan periode gelombang.


FENOMENA DI PANTAI SELATAN JAWA BARAT



TEMPO.CO, Jakarta - Badan Penanggulangan Bencana (BPBD) Jawa Barat mencatat gelombang tinggi laut yang terjadi di perairan selatan pada Rabu, 25 Juli 2018 berkisar 6-9 meter. “Kita sudah memberikan peringatan dini sejak tanggal 24 Juli 2018,” kata Kepala BPDD Jawa Barat Dicky Saromi saat dihubungi Tempo, Kamis, 26 Juli 2018.

Gelombang tinggi di Kabupaten Pangandaran mengakibatkan 8 unit perahu di pantai Cijulang dan Pangandaran hilang. Lalu di Ciliang Kecamatan Parigi melaporkan tembok pembatas sepanjang 30 meter rusak, abrasi sepanjang bibir pantai, serta 14 warung di pinggir pantai Kalipucang rusak.

CARA PENANGGULANGAN GELOMBANG TINGGI


  • Mengantisipasi masyarakat dengan memberikan peringatan dini kepada masyarakat dari data hasil prakiraan cuaca melalui Radio atau alat komunikasi dan penyampaian informasi lainnya.
  • Bagi para pelayar, hindari daerah yang sedang mengalami cuaca buruk atau jangan dulu berlayar saat cuaca laut sedang ekstream.
  • Mempersiapkan tempat pengungsiaan apabila terjadi gelombang pasang di pesisir pantai
  • Membuat infrastruktur pemecah ombak untuk mengurangi energi gelombang yang datang terutama di daerah pantai yang bergelombang besar.
  • Tetap tenang jika terjadi gelombang pasang di tengah laut maupun di pinggir pantai



 Gelombang

Gelombang adalah getaran , dan getaran itu bergerak dari satu tempat ke tempat lain dengan menggunakan media tertentu atau bahkan gelombang bisa bergerak tanpa melalui media seperti di ruang hampa, jadi bisa disimpulkan gelombang itu adalah getaran yang bisa berulang dan bisa merambat melalui media tertentu atau bahkan tanpa media sekalipun, dan gelombang juga terdapat pada medium karena adanya perubahan bentuk yang menimbulkan gaya pegas dimana dapat berjalan dan juga dapat memindahkan energi dari suatu tempat ke tempat yang lainnya tanpa membuat pertikel medium berpindah secara permanen

Transformasi Gelombang

Gelombang yang merambat menuju tepi pantai akan mengalami beberapa proses perubahan ketinggian gelombang sebagai akibat dari proses pendangkalan(wave shoaling), refraksi, difraksi atau proses refleksi sebelum akhirnya gelombang tersebut pecah (wave breaking) (Pratikto et al, 1997; Triatmodjo, 1999).

            Menurut Carter (1988), jika suatu muka barisan gelombang datang membentuk sudut miring terhadap tepi pantai yang mempunyai kemiringan dasar landai dengan kontur-kontur kedalaman sejajar dengan pantai, maka muka gelombang akan berubah arah dan cenderung menjadi sejajar dengan garis pantai atau mengalami proses pembiasan (refraksi). Selanjutnya arah perambatan berangsur-angsur berubah dengan berkurangnya kedalaman (shoaling), sehingga dapat diamati bahwa muka gelombang cenderung sejajar dengan kedalaman. Hal ini disebabkan perubahan bilangan gelombang yang mengakibatkan perubahan kecepatan fase gelombang. Bila keadaan pantai landai, ada kemungkinan bahwa gelombang tersebut tidak pecah tetapi pemantulan gelombang (refleksi), selain itu refleksi juga dapat terjadi jika mengenai/membentur suatu rintangan. Arah dari perambatan dapat juga berubah atau mengalami pelenturan (proses difraksi), ketika gelombang melewati perairan dengan kedalaman air yang konstan, seperti ketika gelombang menuju ke suatu pulau atau pemecah gelombang. Pola difraksi dapat diamati bila suatu gelombang melewati suatu tanjung atau ujung sebuah tanggul buatan, maka gelombang akan mengalami pemanjangan puncak secara melengkung ke arah sisi belakang tanjung atau tanggul perintang tersebut. Peristiwa ini terjadi karena perembesan energi ke dalam bayang-bayang yang merupakan daerah aliran tenang di belakang rintangan.

Pola refraksi gelombang pada berbagai bentuk kontur garis pantai . Refraksi dan pendangkalan gelombang (wave shoaling) dapatmenentukan ketinggian gelombang pada kedalaman tertentu serta distribusi energi gelombang sepanjang pantai. Selain itu, perubahan arah gelombang sebagai hasil dari refraksi akan menghasilkan suatu daerah energi gelombang konvergen (penguncupan) atau divergen (penyebaran) yang berpengaruh terhadap struktur pantai. Refraksi juga berperan dalam perubahan topografi dasar laut dari pengaruh abrasi dan sedimentasi serta deskripsi secara umum dari kedalaman perairan pantai dapat diperoleh melalui analisis pola refraksi gelombang (CERC, 1984).



Refraksi gelombang pada berbagai bentuk tipe kontur garis pantai (a) kontur lurus dan sejajar; (b) gabungan antara submarine ridge dansubmarine canyon; (c); submarine ridge dan (d) submarine canyon (CHL, 2002).

Difraksi Gelombang

Difraksi adalah kecenderungan gelombang yang dipancarkan dari sumber melewati celah yang terbatas untuk menyebar ketika merambat. Menurut prinsip Huygens, setiap titik pada front gelombang cahaya dapat dianggap sebagai sumber sekunder gelombang bola.
Gelombang ini merambat ke luar dengan kecepatan karakteristik gelombang. Gelombang yang dipancarkan oleh semua titik pada muka gelombang mengganggu satu sama lain untuk menghasilkan gelombang berjalan. Prinsip Huygens juga berlaku untuk gelombang elektromagnetik.


Refraksi Gelombang

Refraksi adalah peristiwa pembelokan arah perambatan suatu gelombang, baik fisik maupun elektromagnetik. Hal ini dapat terjadi jika gelombang tersebut melewati bidang batas dua medium yang memiliki indeks bias yang berbeda. Indeks bias menyatakan kerapatan suatu medium. Misalnya cahaya merambat dari udara ke air sehingga arah perambatannya akan mengalami pembelokan.


Wave Shoaling

Wave shoaling adalah efek dimana gelombang permukaan memasuki perubahan air dangkal di ketinggian gelombang. Hal ini disebabkan oleh fakta bahwa kecepatan kelompok, yang juga merupakan kecepatan transportasi gelombang-energi, berubah dengan kedalaman air. Dalam kondisi stasioner, penurunan kecepatan transportasi harus dikompensasikan dengan peningkatan densitas energi untuk mempertahankan fluks energi konstan. Wave Shoaling juga akan menunjukkan pengurangan panjang gelombang sementara frekuensinya tetap konstan.




DAFTAR PUSTAKA


http://tekno.tempo.co/read/1110793/ini-penyebab-gelombang-tinggi-muncul-di-pantai-selatan-jawa